Monday, December 23, 2024

Kenangan tentang Riyanto dan Pidato Kemanusiaan Bang Ketum

 


Hujan perlahan jatuh di halaman Masjid KH Abdurrahman Wahid, Kantor Pimpinan Pusat GP Ansor. Seolah alam turut berduka, rintik itu hadir kala nama Riyanto kembali dikenang. Riyanto, seorang pahlawan kemanusiaan dari Banser, selalu menjadi simbol keberanian dan pengorbanan tanpa pamrih.


Di tengah suasana syahdu itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, H. Addin Jauharudin, berdiri memegang ponsel yang berisi poin-poin sambutannya. Namun, ia tak membacanya secara lengkap. Dengan suara yang sarat emosi, Bang Ketum mempercepat penyampaian, berbicara singkat namun penuh makna.


“Saya merasa kurang pantas berdiri di sini untuk menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan. Karena sesungguhnya, pahlawan sejati adalah Gus Dur, Riyanto, dan para sahabat Ansor Banser yang telah menjadi pejuang kemanusiaan serta pejuang Ansor, Banser, hingga Nahdlatul Ulama,” ucapnya dengan penuh penghormatan.


Pidato Pidato Kemanusiaan ini diberi judul “Raksasa itu Bernama Riyanto”, sebuah penghormatan yang mengingatkan kita semua akan keteladanan dan keberanian Riyanto. Nama yang tak pernah dilupakan, sebuah kisah pengorbanan yang abadi dalam ingatan dan hati keluarga besar Ansor dan Banser.





Hujan yang turun seolah menjadi simbol bahwa langit pun turut bersedih, namun juga menjadi saksi atas semangat dan nilai kemanusiaan yang terus dijaga oleh Ansor dan Banser. Riyanto telah menjadi bagian dari sejarah yang tak lekang oleh waktu, menginspirasi generasi untuk terus melanjutkan perjuangan kemanusiaan.



Selamat jalan, Riyanto. Namamu tetap raksasa dalam kenangan kami.


EmoticonEmoticon